MAKALAH ILMU PENDIDIKAN
INOVASI PENDIDIKAN
Diajukan sebagai tugas mata kuliah
Dosen Pendamping :
Hj. Sufinatin Aisida, M.Pd.I
Disusun Oleh :
1.
Serifah
Dini Fitria (201205010089)
2.
Mukti Wijayanti (201205010112)
3.
Himmatul Khoiroh (201205010082)
4.
Anwar Yusuf (201205010100)
5.
Moch. Khamza Salam (201205010098)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
2013
KATA PENGANTAR
P
|
uji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas selesainya MAKALAH ILMU
PENDIDIKAN tentang Inovasi
Pendidikan. Dengan adanya MAKALAH ini kita dapat mengetahui pengertian Inovasi dan dapat membuat inovasi sendiri
tentang Pendidikan.
Penulisan makalah ini adalah salah
satu tugas mata pelajaran ILMU
PENDIDIKAN di FAI UNSURI SURABAYA. Dalam penulisan makalah ini
kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi,
mengingat kemampuan yang dimiliki kami. Serta kami mengucapkan banyak terima
kasih untuk pihak-pihak yang telah membantu kami. Semoga Allah memberikan
imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Sidoarjo, April 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ii
Daftar
Isi iii
BAB 1 - PENDAHULUAN 3
A.
Latar Belakang 3
B.
Rumusan Masalah 3
C.
Tujuan 3
BAB 2 – PEMBAHASAN 4
A.
Pengertian Inovasi 4
B. Faktor – Faktor
Inovasi Pendidikan 4
C.
Contoh Inovasi Pendidikan di Indonesia 6
BAB 3 – PENUTUP 12
A.
Kesimpulan 12
Daftar Pustaka 13
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
teknologi dan informasi yang begitu cepat merambah kedalam berbagai aspek
kehidupan tanpa terkecuali dalam bidang pendidikan merupakan suatu upaya untuk
menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan
memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang membawa kecenderungan menuju
efisiensi dan efektifitas.
Suatu
pembaharuan berjalan seiring dengan perputaran zaman yang tidak ada hentinya
dan terus berputar sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Dalam hal ini
kebutuhan mengenai layanan individual terhadap peserta didik dan segala macam
perbaikan terhadap kesempatan belajar bagi mereka telah menjadi faktor
pendorong utama timbulnya suatu pembaharuan dalam pendidikan. Sehubungan dengan
hal tersebut, dalam suatu instansi atau lembaga pendidikan harus mampu
mengatasi perkembangan tersebut dengan selalu mengupayakan suatu program yang
sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi dan
kebutuhan peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian
Inovasi?
2.
Apa saja Faktor
Inovasi Pendidikan?
3.
Apa contoh
Inovasi Pendidikan yang ada di Indonesia?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian Inovasi
2.
Untuk
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi Inovasi
3.
Serta untuk
mengetahui contoh Inovasi di Indonesia
2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Inovasi
Di dalam Kamus
Besar Indonesia, Inovasi diartikan pemasukan atau pengenalan hal – hal yang
baru; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).
Maksud
pengertian Inovasi pendidikan disini ialah suatu perubahan yang baru dan
bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu
pendidikan.
Maksud dari
kata “baru” dalam pengertian tersebut adalah apa saja yang belum dipahami,
diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi meskipun mungkin bukan
merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain. Sementara itu, maksud kata
“kualitatif” adalah bahwa inovasi tersebut memungkinkan adanya reorganisasi
atau pengaturan kembali unsur – unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata –
mata penambahan atau penjumlahan dari unsur – unsur komponen yang ada sebelumnya.
Tujuan utama
inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber –
sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur
organisasi. Jadi, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah
direncanakan dapat dicapai dengan sebaik – baiknya. Tujuan yang direncanakan
mengharuskan adanya perincian yang jelas tentang sasaran dan hasil – hasil yang
ingin dicapai, yang sedapat mungkin bisa diukur untuk mengetahui perbedaan
antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi diadakan.
B.
Faktor Inovasi
Pendidikan
Faktor – faktor
yang mempengaruhi Inovasi Pendidikan sebagai berikut :
1.
Visi terhadap
Pendidikan
Setiap anak akan mengalami proses
pendidikan secara alamiah, yaitu yang ia dapatkan dala situasi pergaulan dengan
orang lain pada umumnya dan pergaulan dengan kedua orang tuanya pada khususnya
dalam lingkungan budaya yang mengelilinginya. Pendidikan seperti inilah yang
akan menjadikan anak sebagai manusia dalam arti yang sesungguhnya. Cinta kasih
orang tua dan ketergantungan serta kepercayaan anak kepada mereka pada usia –
usia muda merupakan dasar kokoh yang memungkinkan timbulnya pergaulan mendidik.
Dengan upaya pendidikan, potensi dasar universal anak akan tumbuh dan membentuk
diri anak yang unik, sesuai dengan pembawaan, lingkungan budaya, dan zamannya.
Usaha dan tujuan pendidikan dilandasi
oleh pandangan hidup orang tua, lembaga – lembaga penyelenggara pendidikan,
masyarakat, dan bangsanya. Manusia Indonesia, warga masyarakat dan warga negara
yang lengkap dan utuh harus dipersiapkan sejak anak masih kecil dengan upaya
pendidikan. Tujuan pendidikan diabdikan untuk kebahagiaan individu, keselamatan
masyarakat, dan kepentingan negara.
Dengan demikian, pandangan dan harapan
orang tua terhadap pendidikan sekarang dapat berbeda dengan pandangan orang
terhadap pendidikan masa lampau atau waktu yang akan datang. Perbedaan
pandangan ini erat hubungannya kalau tidak justru harus disebut berdasar atas
falsafah mengenai manusia dan kemanusiaan pada zamannya masing – masing.
2.
Faktor
Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk yang cepat
merupakan faktoryang sangat menentukan dan berpengaruh besar terhadap
penyelenggaraan pendidikan sehingga menuntut adanya pembaruan – pembaruan di
bidang pendidikan.
Akibat dari perkembangan penduduk yang
sangat cepat sulit dibayangkan, misalnya, bagaimana penyediaan gedung sekolah.
Dalam waktu – waktu tertentu gedung sekolah tentu harus mengalami penambahan
seiring dengan terus bertambahnya anak – anak usia sekolah. Begitu pula hal –
hal yang terkait dengan itu, seperti tenaga guru, buku – buku, dan fasilitas –
fasilitas lain pun turut mendapat perhatian.
Adanya penambahan penduduk yang cepat
menimbulkan akibat yang luas terhadap berbagai segi kehidupan, utamanya
pendidikan. Adapun masalah – masalah yang berkaitan langsung dengan pendidikan
tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Kekurangan
kesempatan belajar
b.
Masalah
kualitas pendidikan
c.
Masalah relevansi
d.
Masalah
efisiensi dan efektifitas
3.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan yang
cepat tidak harus diikuti dengan penambahan kurikulum sekolah diluar kemampuan
meskipun kondidi anak didik perlu diperhatikan. Anak didik pun tidak mungkin
mampu mengikuti dan menguasai segenap penemuan baru dalam dunia ilmu
pendidikan.
4.
Tuntutan Adanya
Proses Pendidikan yang Relevan
Permasalahan pendidikan yang kini
dihadapi sangat kompleks. Adanya proses pendidikan yang relevan dengan
kebutuhan dan masalah yang dihadapi sangat diperlukan mengingat akan
keterbatasan dana pendidikan. Hal itu penting karena sistem sekolah dengan
segala kekurangannya ternyata meliputi hampir 80% biaya pendidikan dan yang
lain, seperti gedung, buku, alat pengajaran dan fasilitas lain dibebankan
kepada orang tua.
C.
Contoh Inovasi
Pendidikan di Indonesia
1.
Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang
mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara
materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar
di kelas.
Dalam
kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini,
para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para murid hanya belajar
pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam
kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk
menerapkan IPTEK
tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa
saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator,
namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam
kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap
kegiatan siswa ada nilainya.
Sejak
tahun ajaran 2006/2007, diberlakukan kurikulum baru yang bernama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang merupakan
penyempurnaan Kurikulum 2004.
2.
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Inovasi pendidikan di Indonesia
yang sedang diimplementasikan pada saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang disingkat KTSP. KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis
diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah
dimulai tahun ajaran
2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI)
dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan
menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan
Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
Pada prinsipnya, KTSP merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada
sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu
pada Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar
isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang
harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
3.
Sekolah
Standar Nasional (SSN)/Sekolah Kategori Mandiri (SKM)
Sekolah
Kategori Mandiri (SKM)/Sekolah Standar Nasional
(SSN) adalah sekolah yang hampir atau sudah memenuhi standar
nasional pendidikan. Standar Nasional Pendidikan adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan
terdiri dari delapan standar yaitu standar isi, standar, kompetensi
lulusan, standar proses, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Berdasarkan penjelasan
PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 11 ayat (2) bahwa ciri Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar
Nasional adalah terpenuhinya standar nasional pendidikan dan mampu
menjalankan sistem kredit semester.
4.
Sekolah
Gratis
Maksud dari Sekolah Gratis adalah mengupayakan/memberi
kesempatan untuk memperoleh pendidikan layak, bermutu, bagi setiap warga
masyarakat di Indonesia khususnya yang hidup dibawah garis kemiskinan. Tujuan
dari sekolah gratis adalah memberi pendidikan minimal bagi warga masyarakat
Tanjung Jabung Barat untuk dapat mengembangkan dirinya, potensi, keterampilan
yang dimilikinya agar dapat hidup mandiri ditengah masyarakat atau dapat
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi tanpa dipungut biaya.
5.
Sekolah
Satu Atap
Konsep sekolah satu
atap merupakan suatu model pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dengan
menyatukan sekolah-sekolah dari tingkat TK, SD, SMP, sampai dengan SMA maupun
beberapa diantara jenjang sekolah yang ada pada satu wilayah tertentu. Sekolah satu atap
merupakan model pendidikan berbeda jenjang TK dan SD, SD dan SMP yang
pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya berlangsung pada satu tempat. Model
ini di desain untuk mendekatkan lembaga pendidikan ke tempat yang paling mudah
dijangkau oleh masyarakat. Harapannya tidak lagi ada anak usia sekolah yang
tidak bersekolah hanya karena jarak tempuh ke sekolah yang jauh.
6.
Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan
biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa
jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS. Secara umum program BOS bertujuan
untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka
wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD
dan SMP, termasuk Sekolah Menengah Terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar
Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta
di seluruh provinsi di Indonesia.
Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS ini.
7.
Home
Schooling
Istilah homeschooling
sendiri berasal dari bahasa Inggris berarti sekolah rumah. Homeschooling
berakar dan bertumbuh di Amerika Serikat. Homeschooling dikenal juga dengan
sebutan home education, home based learning atau
sekolah mandiri. Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan
dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan
anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Memilih untuk
bertanggungjawab berarti orangtua terlibat langsung menentukan proses penyelenggaraan
pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak
dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode
dan praktek belajar.
Peran dan komitmen
total orangtua sangat dituntut. Selain pemilihan materi dan standar pendidikan
sekolah rumah, mereka juga harus melaksanakan ujian bagi anak-anaknya untuk
mendapatkan sertifikat, dengan tujuan agar dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang berikutnya. Banyak orang tua Indonesia yang mempraktekkan homeschooling
mengambil materi pelajaran, bahan ujian dan sertifikat sekolah rumah dari
Amerika Serikat. Sertifikat dari negeri paman Sam itu diakui di Indonesia
(Departemen Pendidikan Nasional) sebagai lulusan sekolah Luar Negeri.
8.
Pendidikan
Karakter
Pendidikan karakter
bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi
lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi
nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku
sehari-hari.
9.
Ujian Nasional
UNAS
merupakan penilaian pada akhir proses pembelajaran di sekolah. Penilaian
merupakan serangakaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil
keputusan. Penilaian pada akhirproses pembelajaran dilakukan ujian untuk
mendapatkan data. Informasi obyektif sebagai hasil. Hasil ujian di suatu
sekolah akan memberikan informasi tingkat keberhasilan pencapaian siswa dari
tujuan pembelajaran atau intruksional. Tingkat keberhasilan ini akan
mengambarkan kemampuansiswa yang sebenarnya. Hasil ujian tersebut dapat
digunakan sebagai dasar penyempurnaan program pembelajaran (Haribowo,1994).
Dengan demikian hasil ujian akan bermanfaat sebagai bahan umpan balik dalam
proses pembelajaran dan hasil ujian digunakan untuk mengetahui efektivitas
dantingkat pencapaian atau keberhasilan suatu program kegiatan terutama program
pengajaran. UNAS sebagai alat kontrol sekolah pada era otonomi masih
diperlukan sepanjang tidak digunakan sebagai penentu kelulusan namun berfungsi
layaknya instrumen penelitian. Tetapi mapel UNAS
diperluas. Dari data yang diperoleh bisa digunakan sebagai bahan rekomendasi
terhadap Depdiknas dalam pengambil kebijakan pendidikan untuk meningkatkan
mutu. Dari hasil tersebut bisa juga diperoleh peringkat kedudukan sekolah yang
satu dengan yang lain. Akibatnya sekolah secara moral tetap terikat komitmen
pada standar baku yangdibuat oleh Pemerintah Pusat.
3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengertian Inovasi pendidikan disini ialah suatu
perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada
sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka
pencapaian tujuan tertentu pendidikan.
Tujuan utama
inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber –
sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur
organisasi. Jadi, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang
telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik – baiknya. Tujuan yang
direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas tentang sasaran dan hasil
– hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin bisa diukur untuk mengetahui
perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi diadakan.
Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan
tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus melibatakan semua unsur yang terkait di
dalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak
saja ditentukan oleh satu atau dua faktor saja, tapi
juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah. “Dasar – Dasar Ilmu Kependidikan”. 2012. PT. RajaGrafindo
Persada
0 komentar:
Posting Komentar