Minggu, 19 Mei 2013

Inovasi Pendidikan



MAKALAH ILMU PENDIDIKAN
INOVASI PENDIDIKAN

Diajukan sebagai tugas mata kuliah


Dosen Pendamping :
Hj. Sufinatin Aisida, M.Pd.I

Disusun Oleh  :
1.     Serifah Dini Fitria                        (201205010089)
2.     Mukti Wijayanti                          (201205010112)
3.     Himmatul Khoiroh                       (201205010082)
4.     Anwar Yusuf                                (201205010100)
5.     Moch. Khamza Salam                  (201205010098)


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
2013

 

KATA PENGANTAR

P
uji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya MAKALAH ILMU PENDIDIKAN tentang Inovasi Pendidikan. Dengan adanya MAKALAH ini kita dapat mengetahui pengertian Inovasi dan dapat membuat inovasi sendiri tentang Pendidikan.

Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas mata pelajaran ILMU PENDIDIKAN di FAI UNSURI SURABAYA. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki kami. Serta kami mengucapkan banyak terima kasih untuk pihak-pihak yang telah membantu kami. Semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Sidoarjo, April 2013


Penyusun





DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                             ii
Daftar Isi                                                                                                        iii

BAB 1 - PENDAHULUAN                                                                            3
A.         Latar Belakang                                                                       3
B.         Rumusan Masalah                                                                  3
C.         Tujuan                                                                                     3

BAB 2 – PEMBAHASAN                                                                              4
A.    Pengertian Inovasi                                                                  4
B.    Faktor – Faktor Inovasi Pendidikan                                       4
C.    Contoh Inovasi Pendidikan di Indonesia                               6
BAB 3 – PENUTUP                                                                                       12       
A.         Kesimpulan                                                                            12
                       
Daftar Pustaka                                                                                                            13




1
PENDAHULUAN


A.             Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat merambah kedalam berbagai aspek kehidupan tanpa terkecuali dalam bidang pendidikan merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang membawa kecenderungan menuju efisiensi dan efektifitas.
Suatu pembaharuan berjalan seiring dengan perputaran zaman yang tidak ada hentinya dan terus berputar sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Dalam hal ini kebutuhan mengenai layanan individual terhadap peserta didik dan segala macam perbaikan terhadap kesempatan belajar bagi mereka telah menjadi faktor pendorong utama timbulnya suatu pembaharuan dalam pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam suatu instansi atau lembaga pendidikan harus mampu mengatasi perkembangan tersebut dengan selalu mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi dan kebutuhan peserta didik.

B.             Rumusan Masalah
1.     Apa Pengertian Inovasi?
2.     Apa saja Faktor Inovasi Pendidikan?
3.     Apa contoh Inovasi Pendidikan yang ada di Indonesia?

C.             Tujuan
1.     Untuk mengetahui pengertian Inovasi
2.     Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi Inovasi
3.     Serta untuk mengetahui contoh Inovasi di Indonesia


2
PEMBAHASAN


A.             Pengertian Inovasi
Di dalam Kamus Besar Indonesia, Inovasi diartikan pemasukan atau pengenalan hal – hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).
Maksud pengertian Inovasi pendidikan disini ialah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu pendidikan.
Maksud dari kata “baru” dalam pengertian tersebut adalah apa saja yang belum dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi meskipun mungkin bukan merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain. Sementara itu, maksud kata “kualitatif” adalah bahwa inovasi tersebut memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsur – unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata – mata penambahan atau penjumlahan dari unsur – unsur komponen yang ada sebelumnya.
Tujuan utama inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber – sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Jadi, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik – baiknya. Tujuan yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas tentang sasaran dan hasil – hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin bisa diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi diadakan.


B.             Faktor Inovasi Pendidikan
Faktor – faktor yang mempengaruhi Inovasi Pendidikan sebagai berikut :

1.     Visi terhadap Pendidikan
Setiap anak akan mengalami proses pendidikan secara alamiah, yaitu yang ia dapatkan dala situasi pergaulan dengan orang lain pada umumnya dan pergaulan dengan kedua orang tuanya pada khususnya dalam lingkungan budaya yang mengelilinginya. Pendidikan seperti inilah yang akan menjadikan anak sebagai manusia dalam arti yang sesungguhnya. Cinta kasih orang tua dan ketergantungan serta kepercayaan anak kepada mereka pada usia – usia muda merupakan dasar kokoh yang memungkinkan timbulnya pergaulan mendidik. Dengan upaya pendidikan, potensi dasar universal anak akan tumbuh dan membentuk diri anak yang unik, sesuai dengan pembawaan, lingkungan budaya, dan zamannya.
Usaha dan tujuan pendidikan dilandasi oleh pandangan hidup orang tua, lembaga – lembaga penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan bangsanya. Manusia Indonesia, warga masyarakat dan warga negara yang lengkap dan utuh harus dipersiapkan sejak anak masih kecil dengan upaya pendidikan. Tujuan pendidikan diabdikan untuk kebahagiaan individu, keselamatan masyarakat, dan kepentingan negara.
Dengan demikian, pandangan dan harapan orang tua terhadap pendidikan sekarang dapat berbeda dengan pandangan orang terhadap pendidikan masa lampau atau waktu yang akan datang. Perbedaan pandangan ini erat hubungannya kalau tidak justru harus disebut berdasar atas falsafah mengenai manusia dan kemanusiaan pada zamannya masing – masing.

2.     Faktor Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk yang cepat merupakan faktoryang sangat menentukan dan berpengaruh besar terhadap penyelenggaraan pendidikan sehingga menuntut adanya pembaruan – pembaruan di bidang pendidikan.
Akibat dari perkembangan penduduk yang sangat cepat sulit dibayangkan, misalnya, bagaimana penyediaan gedung sekolah. Dalam waktu – waktu tertentu gedung sekolah tentu harus mengalami penambahan seiring dengan terus bertambahnya anak – anak usia sekolah. Begitu pula hal – hal yang terkait dengan itu, seperti tenaga guru, buku – buku, dan fasilitas – fasilitas lain pun turut mendapat perhatian.
Adanya penambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat yang luas terhadap berbagai segi kehidupan, utamanya pendidikan. Adapun masalah – masalah yang berkaitan langsung dengan pendidikan tersebut adalah sebagai berikut :
a.           Kekurangan kesempatan belajar
b.          Masalah kualitas pendidikan
c.           Masalah relevansi
d.          Masalah efisiensi dan efektifitas

3.     Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat tidak harus diikuti dengan penambahan kurikulum sekolah diluar kemampuan meskipun kondidi anak didik perlu diperhatikan. Anak didik pun tidak mungkin mampu mengikuti dan menguasai segenap penemuan baru dalam dunia ilmu pendidikan.

4.     Tuntutan Adanya Proses Pendidikan yang Relevan
Permasalahan pendidikan yang kini dihadapi sangat kompleks. Adanya proses pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi sangat diperlukan mengingat akan keterbatasan dana pendidikan. Hal itu penting karena sistem sekolah dengan segala kekurangannya ternyata meliputi hampir 80% biaya pendidikan dan yang lain, seperti gedung, buku, alat pengajaran dan fasilitas lain dibebankan kepada orang tua.

C.             Contoh Inovasi Pendidikan di Indonesia

1.     Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTEK tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya.
Sejak tahun ajaran 2006/2007, diberlakukan kurikulum baru yang bernama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang merupakan penyempurnaan Kurikulum 2004.

2.     Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Inovasi pendidikan di Indonesia yang sedang diimplementasikan pada saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disingkat KTSP. KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

3.     Sekolah Standar Nasional (SSN)/Sekolah Kategori Mandiri (SKM)
Sekolah  Kategori  Mandiri  (SKM)/Sekolah  Standar  Nasional  (SSN)  adalah sekolah yang hampir atau sudah memenuhi standar nasional pendidikan. Standar  Nasional  Pendidikan  adalah  kriteria  minimal  tentang  sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari delapan standar yaitu   standar isi, standar, kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. 
Berdasarkan   penjelasan PP No. 19 Tahun 2005   Pasal 11 ayat (2) bahwa ciri Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional adalah terpenuhinya standar nasional pendidikan dan mampu menjalankan sistem kredit semester.

4.     Sekolah Gratis
Maksud dari Sekolah Gratis adalah mengupayakan/memberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan layak, bermutu, bagi setiap warga masyarakat di Indonesia khususnya yang hidup dibawah garis kemiskinan. Tujuan dari sekolah gratis adalah memberi pendidikan minimal bagi warga masyarakat Tanjung Jabung Barat untuk dapat mengembangkan dirinya, potensi, keterampilan yang dimilikinya agar dapat hidup mandiri ditengah masyarakat atau dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi tanpa dipungut biaya.

5.     Sekolah Satu Atap
Konsep sekolah satu atap merupakan suatu model pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dengan menyatukan sekolah-sekolah dari tingkat TK, SD, SMP, sampai dengan SMA maupun beberapa diantara jenjang sekolah yang ada pada satu wilayah tertentu. Sekolah satu atap merupakan model pendidikan berbeda jenjang TK dan SD, SD dan SMP yang pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya berlangsung pada satu tempat. Model ini di desain untuk mendekatkan lembaga pendidikan ke tempat yang paling mudah dijangkau oleh masyarakat. Harapannya tidak lagi ada anak usia sekolah yang tidak bersekolah hanya karena jarak tempuh ke sekolah yang jauh.

6.     Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS. Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP, termasuk Sekolah Menengah Terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS ini.

7.     Home Schooling
Istilah homeschooling sendiri berasal dari bahasa Inggris berarti sekolah rumah. Homeschooling berakar dan bertumbuh di Amerika Serikat. Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home education, home based learning atau sekolah mandiri. Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Memilih untuk bertanggungjawab berarti orangtua terlibat langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar.
Peran dan komitmen total orangtua sangat dituntut. Selain pemilihan materi dan standar pendidikan sekolah rumah, mereka juga harus melaksanakan ujian bagi anak-anaknya untuk mendapatkan sertifikat, dengan tujuan agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Banyak orang tua Indonesia yang mempraktekkan homeschooling mengambil materi pelajaran, bahan ujian dan sertifikat sekolah rumah dari Amerika Serikat. Sertifikat dari negeri paman Sam itu diakui di Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional) sebagai lulusan sekolah Luar Negeri.

8.     Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

9.     Ujian Nasional
UNAS merupakan penilaian pada akhir proses pembelajaran di sekolah. Penilaian merupakan serangakaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan.  Penilaian pada akhirproses pembelajaran dilakukan ujian untuk mendapatkan data. Informasi obyektif sebagai hasil. Hasil ujian di suatu sekolah akan memberikan informasi tingkat keberhasilan pencapaian siswa dari tujuan pembelajaran atau intruksional. Tingkat keberhasilan ini akan mengambarkan kemampuansiswa yang sebenarnya. Hasil ujian tersebut dapat digunakan sebagai dasar penyempurnaan program pembelajaran (Haribowo,1994). Dengan demikian hasil ujian akan bermanfaat sebagai bahan umpan balik dalam proses pembelajaran dan hasil ujian digunakan untuk mengetahui efektivitas dantingkat pencapaian atau keberhasilan suatu program kegiatan terutama program pengajaran. UNAS sebagai alat kontrol sekolah pada era otonomi masih diperlukan sepanjang tidak digunakan sebagai penentu kelulusan namun berfungsi layaknya instrumen penelitian. Tetapi mapel UNAS diperluas. Dari data yang diperoleh bisa digunakan sebagai bahan rekomendasi terhadap Depdiknas dalam pengambil kebijakan pendidikan untuk meningkatkan mutu. Dari hasil tersebut bisa juga diperoleh peringkat kedudukan sekolah yang satu dengan yang lain. Akibatnya sekolah secara moral tetap terikat komitmen pada standar baku yangdibuat oleh Pemerintah Pusat.


















3
PENUTUP

A.             Kesimpulan
Pengertian Inovasi pendidikan disini ialah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu pendidikan.
Tujuan utama inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber – sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Jadi, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik – baiknya. Tujuan yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas tentang sasaran dan hasil – hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin bisa diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi diadakan.
Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus melibatakan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu atau dua faktor saja, tapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas.








DAFTAR PUSTAKA


Hasbullah. “Dasar – Dasar Ilmu Kependidikan”. 2012. PT. RajaGrafindo Persada 







0 komentar:

Posting Komentar