MAKALAH ULUMUL HADITS
HADITS DHAIF DAN MACAMNYA
Diajukan sebagai tugas mata kuliah
Disusun Oleh :
Huriyah (PAI Pagi/201205010080)
Siti
Fatlahah (PAI Pagi/201205010082)
Serifah
Dini Fitria (PAI Pagi/201205010088)
Anwar Yusuf (PAI Pagi/201205010099)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SUNAN GIRI
SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
P
|
uji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas selesainya MAKALAH ULUMUL HADITS tentang HADITS DHAIF Dan MACAMNYA. Dengan
adanya MAKALAH ini kita sebagai umat muslim diharapkan mengetahui bagaimana
cara kita bersikap dalam menghadapi hadits dhaif tersebut karena hal ini akan
langsung berkaitan dengan aqidah dan ibadah-ibadah kita kepada Allah SWT.
Penulisan makalah ini adalah salah satu
tugas mata pelajaran Ulumul Hadits di FAI UNSURI SIDOARJO. Dalam penulisan
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan
maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki kami. Serta kami mengucapkan
banyak terima kasih untuk pihak-pihak yang telah membantu kami. Semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Sidoarjo, Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar iii
Daftar
Isi iv
BAB 1 - PENDAHULUAN 2
A.
Latar Belakang 2
B.
Rumusan Masalah 3
C.
Tujuan 3
BAB 2 – PEMBAHASAN 4
A.
Dhaif disebabkan keterputusan sanad &
macamnya 4
B.
Dhaif disebabkan cacat & macamnya 6
C.
Kehujjahan Hadits Dhaif 7
BAB 3 – PENUTUP 8
A.
Kesimpulan 8
B.
Kesan 8
DAFTAR PUSTAKA 9
MAKALAH
ULUMUL HADITS
HADITS
DHAIF DAN MACAMNYA
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu Hadits
merupakan salah satu pilar tsaqofah1
islam yang sudah seharusnya dimiliki oleh setiap kaum muslimin. Begitu banyak
opini umum yang berkembang yang mengatakan bahwa ilmu hadits hanya cukup
dipelajari oleh para salafus sholeh yang memang benar-benar memiliki
kredibilitas dalam ilmu agama sehingga stigma ini membuat sebagian kaum muslim
merasa tidak harus untuk mempelajari ilmu hadits.
Hal ini tentu
sangat tidak dibenarkan karena dapat membuat masyarakat muslim menjadi kurang tsaqofah islamnya terutama dalam
menjalankan sunnah-sunnah rosul. Terlebih dengan keadaan saat ini sangat banyak
beredar hadits-hadits dha’if2
dan hadits palsu yang beredar ditengah-tengah kaum muslim dan tentunya dapat
membuat kaum muslimin menjadi pelaku bid’ah.3
2.
Dha’if
adalah
hadits yang lemah atau hadits yang tidak memiliki syarat-syarat hadits shohih
atau hadits hasan.Lihat : makalah85.blogspot.com/2008/12/hadits-dhaif.html
3. Bid’ah menurut
bahasa diambil dari bida’ yaitu mengadakan sesuatu tanpa ada contoh dari firman
Allah atau dari Sunnah Nabi Muhammad SAW. Lihat : http://cahayasunnah.wordpress.com/2006/04/11/pengertian-bidah-macam-macam-bidah-dan-hukum-hukumnya/
B.
Rumusan
Masalah
a. Apa
saja Hadits Dhaif yang disebabkan keterputusan sanad dan macam-macamnya?
b. Dan
Sebutkan Hadits Dhaif yang disebabkan cacat selain keterputusan sanad dan
macamnya?
c.
Apa yang dimaksud dengan Kehujjahan
Hadits Dhaif?
C.
Tujuan
Tujuan dari pembahasan materi
tentang Hadits Dhaif ini diantaranya adalah :
1.
Untuk mengetahui tentang Pengertian
Hadits Dhaif
2. Untuk
mengetahui Hadits Dhaif disebabkan keterputusan sanad dan macam-macamnya
3. Untuk
mengetahui Hadits Dhaif yang disebabkan cacat dan macam-macamnya
4.
Serta untuk mengetahui Kehujjahan Hadits
Dhaif
2
PEMBAHASAN
A.
Dhaif
disebabkan keterputusan sanad dan macamnya
Hadits Dhaif
yang masuk kategori jenis ini dibagi lagi menjadi 5 macam, yaitu : Hadits Mu’allaq, Hadits Mursal, Hadits Mu’dhal,
Hadits Munqathi’ dan Hadits Mudallas.4
Ø Hadits
Mu’allaq
Yang dimaksud dengan hadits mu’allaq5 ialah hadits yang
periwayat di awal sanadnya (periwayat yang disandari oleh penghimpun hadits)
gugur (terputus), seseorang atau lebih secara berurut.6 Jadi, yang menjadi patokan dalam hal ini
adalah keterputusan periwayat diawal sanad.7
Menemukan cacat (illat) hadits ini membutuhkan pengetahuan yang luas,
ingatan yang kuat dan pemahaman yang cermat. Sebab, illat itu sendiri samar dan
tersembunyi, bahkan bagi orang – orang yang menekuni ilmu hadits – hadits
4. Lihat
: Prof. Dr. H. M. Syuhudi Ismail. Kaedah-Kaedah
Kesahihan Sanad Hadits (Jakarta) : PT. BULAN BINTANG
5. Sebagian
ulama’ menyatakan, kata mu’allaq yang
secara bahasa berarti tergantung, diambil dari pemakaian istilah ta’liq al-thalaq (cerai gantung) dan ta’liq al-jidar (dinding gantung),
karena ada unsur kesamaan dalam hal keterputusan sambungan. Lihat : Ibn
al-Shalah, op. cit., h. 64
6. Lihat
: Muhammad al-Sabbagh. al-Asqalaniy.
7. Sanad adalah
rangkaian periwayat. Lihat : Prof. Dr. H. M. Syuhudi Ismail. Kaedah-Kaedah Kesahihan Sanad Hadits (Jakarta)
: PT. BULAN BINTANG
Ø Hadits
Mursal
Yang
dimaksud hadits mursal,8 adalah hadits yang disandarkan langsung kepada
Nabi oleh selain Nabi. Yang berarti periwayat yang menggugurkan sahabat dalam
sanad itu tidak dibatasi hanya al-tabi’iy
saja, melainkan juga dapat selain al-tabi’iy.
Dengan demikian, hadits mursal adalah hadits yang mutlak marfu’ tabi’i, besar
atau kecil, dan disandarkan langsung kepada Nabi Muhammad SAW.
Ø Hadits Munqathi’
Yang dimaksud hadits munqathi’9 adalah hadits yang gugur rawinya sebelum
sahabat disatu tempat atau dibeberapa tempat dengan syarat tidak berturut –
turut. Kedha’ifannya, yaitu tidak adanya kesinambungan dalam sanad, adalah
penyebabnya. Dari segi ini, hadits munqathi’ sama seperti mursal.
Ø Hadits
Mu’dhal
Yang dimaksud dengan hadits mu’dhal,10 adalah hadits yang
terputus sanadnya, dua orang periwayat atau lebih secara berurut. Hadits ini
lebih ruwet dan tidak jelas dibandingkan dengan hadist munqathi’. Dari sinilah
datangnya penanaman mu’dhal (sulit dipahami, membingungkan). Hadits mu’dhal
dianggap sebagai bagian dari hadits munqathi’, namun dengan suatu aspek khusus.
Karena setiap hadits mu’dhal bersifat munqathi’, tetapi tidak setiap munqathi’
adalah mu’dhal.
8.
Kata mursal
menurut bahasa berarti lepas atau terceraikan dengan cepat, atau tanpa
halangan. Misalnya, burung terlepas dengan cepat dari kedua tangan. Kata
tersebut kemudian dipakaikan untuk hadits tertentu yang periwayatnya
“melepaskan” hadits tanpa terlebih dahulu mengaitkannya kepada sahabat yang
menerima riwayat hadits itu dari Nabi. Lihat : Prof. Dr. H. M. Syuhudi Ismail. Kaedah-Kaedah Kesahihan Sanad Hadits (Jakarta)
: PT. BULAN BINTANG
9. Kata
munqathi’ berarti terputus atau
hadits dimana dalam sanadnya terdapat seseorang yang tidak disebutkan namanya
oleh rawi. Lihat : Prof. Dr. H. M. Syuhudi Ismail. Kaedah-Kaedah Kesahihan Sanad Hadits (Jakarta) : PT. BULAN BINTANG
10. Kata
mu’dhal berasal dari kata kerja
a’dhala yang berarti melemahkan, melelahkan, menutup rapat (istaghlaqa) atau menjadikan bercacat.
Lihat : Prof. Dr. H. M. Syuhudi Ismail. Kaedah-Kaedah
Kesahihan Sanad Hadits (Jakarta) : PT. BULAN BINTANG
Ø Hadits
Mudallas
Yang dimaksud hadits mudallas adalah menyembunyikan cacat
dalam isnad dan menampakan (periwayatan) yang baik. Maksud dari kata menampakan
periwayatan yang baik adalah menggunakan ungkapan periwayatan yang tidak tegas
bahwa ia mendengar dari penyampai berita.11 Mudallas dibagi menjadi
dua, yaitu :
1.
Tadlis Isnad adalah hadits yang
disampaikan oleh seorang perawi dari orang yang semasa dengannya dan ia bertemu
sendiri dengan orang itu, meskipun ia tidak bisa mendengar langsung darinya.
2.
Tadlis Syuyukh member sifat kepada
perawinya dengan sifat – sifat yang lebih agung daripada kenyataan, atau
memberinya nama dengan kunyah (nama julukan) dengan maksud menyamarkan
masalahnya.
B.
Dhaif
disebabkan cacat dan macamnya
Hadits dhaif
yang yang disebabkan oleh sifat-sifat ketercelaan atau cacat terbagi menjadi
berbagai macam 12, yaitu :
1.
Hadits Maudhu’ yaitu rawinya dusta
2. Hadits
Matruk yaitu rawinya tertuduh dusta
3. Hadits
Munkar yaitu rawinya fasik, banyak salah dan lengah dalam hafalan
4. Hadits
Muallal yaitu rawinya waham (banyak prasangka)
5. Hadits
Mudraj yaitu rawinya menyalahi orang kepercayaan dan menambah sisipan
6. HaditsMaqlub
yaitu rawinya menyalahi orang kepercayaan dan memutarbalikkan
7.
Hadits Mutharib yaitu hadits yang
rawinya menyalahi orang kepercayaan dengan menukar-nukar rawi
13. Hadits
Muharraf yaitu rawinya menyalahi orang kepercayaan dengan merubah syakal huruf
14. Hadits
Mushahhaf yaitu rawinya mebyalahi orang kepercayaan dan perubahan tentang titik
kata
10. Hadits
Mubham yaitu hadits yang rawinya jahalah (identitas tidak jelas)
11. Hadits
Martud yaitu hadits yang rawinya penganut bid’ah
12.
Hafitd Syadz dan Mukhtalib yaitu rawinya
berturut-turut.
C.
Kehujjahan
Hadits Dhaif
Pada dasarnya berhujjah13 dengan hadits
dhaif itu tidak boleh, kecuali ada qarinah uang menunjukkan/menjadikan shahih
dan marfu’. Kalau hadits dhaif bukan maudhu’ maka ada dua pendapat, yaitu :
1.
Melarang secara mutlak
2.
Memperbolehkan14
13.
Kata Berhujjah
berasal dari kata hujjah/hujat yang
berarti adalah tanda, bukti atau alasan. Berhujjah
berarti mengajukan alasan-alasan. Lihat : http://artikata.com/arti-330197-hujah.html
3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Hadits
dhaif merupakan hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hafits
shohih dan syarat-syarat hadits hasan. Hadits dhaif ini memiliki penyebab
mengapa busa tertolak diantaranya dengan sebab-sebab segi sanad.
2. Keriteria
hadits dhaif adalah karena sanadnya ada yang tidak bersambung, kurang adilnya
perawi, kurang dhobihnya perawi.
3.
Dalam menyikapi penerimaan dan
pengamalan hadits dhaif ini terjadi khilafiah di kalangan ulama’ ada yang
membolehkannya dan ada juga yang secara mutlak tidak membolehkan beramal dengan
hadits dhaif tersebut.
B.
Kesan
Alhamdulillah
kami bisa menyelesaikan dengan tepat waktu. Kesan yang kami dapat sangat
menyenangkan karena dapat bertukar informasi dengan teman sekelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, Syuhudi. Kaedah-Kaedah
Kesahihan Sanad Hadits (Jakarta) : PT. BULAN BINTANG
As-Shalih, Subhi. Membahas Ilmu – Ilmu Hadits (Jakarta) : PUSTAKA FIRDAUS
0 komentar:
Posting Komentar